Sabtu, 22 Oktober 2016

Tata Nilai Dalam Budaya Sekolah



MAKALAH TATA NILAI DALAM BUDAYA SEKOLAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Budaya dan Tata Nilai Manajerial Kependidikan
Dosen Pengampu Drs. Syamsudin, M.Pd









Disusun oleh:
Mulya Utami                                       (20140720189 )
Ulfa Latifa A.M                                  ( 20140720190 )
Kurnia Ayu Kusuma                           ( 20140720191 )
Arifta Wahyu Dwi Kurnia Sandi        ( 20140720192 )
Muhammad Fatwa Khamidan                        (20140720193 )
Geza Kharisma Melsandy                   ( 20140720195 )
Indah Kusumaningrum                       ( 20140720196 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
 
A.    Pengatar
Budaya merupakan produk lembaga yang berakar dari sikap mental, komitmen, dedikasi dan loyalitas setiap personil lembaga. Budaya merupakan pendangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap dan nilai-nilai yang tercermin baik dalam bentuk fisik maupun abstrak. Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-keyakinan diantara para anggota kelompok atau organisasi .budaya juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku,nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan cara memandang persoalan serta pemecahannya.
Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk didalam bertingkah laku baik secara individual. kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik, buruk, benar, salah, patut atau tidak patut.
Eksistensi budaya sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas sekolah. Kondisi ini mengingat bahwa budaya sekolah berkaitan erat dengan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan warga sekolah untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan,serta cara memandang persoalan dan memecahkannya dilingkungan sekolah, sehingga dapa tmemberikan landasan dan arah pada berlangsungnya suatu proses pendidikan yang efektif dan efisien. Dengan demikian maka subtansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai,sikap dan cara hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah yang positif akan memberi warna tersendiri dan sejalan dengan pelaksanaan menajemen berbasis sekolah.



B.     Nilai – Nilai Budaya Sekolah
Menurut Zamroni (2011:111) memberikan batasan bahwa budaya sekolah adalah pola nilai-nilai, prinsi-prinsip, tradisi-tradisi dan kebiasaan - kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang sekolah, dikembangkan sekolah dalam jangka waktu yang lama dan menjadi pegangan serta diyakini oleh seluruh warga sekolah sehingga mendorong munculnya sikap dan perilaku warga sekolah.
Ansar & Masaong (2011:187) mengemukakan budaya sekolah merupakan sistem nilai sekolah dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan serta cara warga sekolah berperilaku. Budaya sekolah dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana sekolah seharusnya dikelola atau dioperasikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka budaya sekolah dapat diartikan sebagai perilaku, nilai-nilai dan cara hidup warga sekolah.alah
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah nilai – nilai, prinsip – prinsip, tradisi – tradisi dan kebiasan – kebiasan yang terbentuk dalam waktu lama dan diyakini warga sekolah sehinggan  mempengaruhi cara perilaku warga sekolah.
Sedangkan, nilai – nilai budaya merupakan nilai – nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol – simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Menurut Clyde Kluckhohn dalam Pelyy (1994) nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang engan lingkungan dan sesama manusi
Jadi nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik, buruk benar salah, patut atau tidak patut.
Sehinga nilai – Nilai budaya sekolah merupakan nilai – nilai yang disepakati dan tertanam dalam warga sekolah yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol – simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi yang akan membentuk suatu budaya sekolah.
Nilai – nilai mempengaruhi cara bertindak seseorang. Apabila nilai – nilai diimplementasikan oleh keseluruhan / sebagian besar orang – orang di organisasi, maka tentu akan mempengaruhi perilaku organisasi tersebut, termasuk produktivitas organisasi.
Nilai – nilai yang menjadi pilar budaya sekolah dapat diprioritaskan pada nilai – nilai tertentu. Prioritas tersebut kemungkinan diubah atau dapat ditukar dengan nilai – nilai lain sesuai dengan fokus adaptasi lembaga dan keadaan lingkungan lembaga .
Jika digambarkan dalm bentuk kuadaran hubungan antara kondisi eksterna, kondisi lingkungan, budaya sekolah dan nilai – nilai yang dapat menjadi prioritas adalah sebagaimana pada gambar dibawah ini.
IMG_20160514_145003.jpg
Dari kuadran di atas terlihat bahwa nilai – nilai yang dikembangkan oleh sekolah dapat berbeda antara kuadran satu dengan kuadran lain. Perbedaan tersebut karena dipengaruhi oleh fokus sekolah dan kondisi lingkungan. Walaupun keseluruhan nilai – nilai yang dianut dalam semua kuadaran merupakan nilai – nilai sangat baik dan penting untuk dimiliki lembaga, namun adakalanya nilai – nilai tersebut menjadi sesuatu yang sangat prioritas untuk diimplementasikan sesuai dengan kondisi yang dimilki oleh sekolah.
Nilai – nilai yang dikembangkan sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidika, yang memiliki pesan dan fungsi untuk berusaha mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai – nilai budaya kepada para para siswanya. Lashway (1996) menyebutkan bahwa schools are moral institutions designed to promote social norms...
Nilai – nilai yang mungkin dikembangkan di sekolah tentunya sangat beragam. Jika merujuk pada pemikiran Spranger sebagaimana di sampaikan oleh Sumadi Suryabrata (1990), maka setidaknya  terdapat enam  jenis nilai yang seyogyanya dikembangkan di sekolah. Enam Jenis nilai tersebut yaitu:
No
Nilai
Perilaku Dasar
1
Ilmu Pengetahua
Berfikir
2
Ekonomi
Bekerja
3
Kesenian
Menkmati keindahan
4
Keagamaan
Memuja
5
Kemasyarakatan
Berbakti/berkorban
6
Politik / kenegaraan
Berkuasa / Memerintah


Menurut Depdiknas (2002:14) nilai – nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah antara lain budaya jujur, budaya saling percaya, budaya kerjasama, budaya baca, budaya disiplin dan efisiensi, budaya bersih, budaya berprestasi dan berkompetisi dan budaya memberi teguran dan penghargaan.
Sumber – sumber nilai budaya sekolah antara lain: agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai, antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab.





C.     Nilai –Nilai Islam dalam Budaya Sekolah
Nilai-nilai Islam pada umumnya adalah kesimpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran bagaimana manusia menjalankan kehidupannnya diduniaini, yang satu prinsip dengan yang lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapatdipisah- pisahkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nilai-nilai dalam Islam adalah nilai-nilai keislaman bagian dari nilai material yang terwujud dalam kenyataan pengalaman rohani dan jasmani. Nilai-nilai Islam merupakan tingkatan integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insankamil). Nilai-nilai Islam bersifat mutlak kebenarannya, universal dan suci. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan, nafsu-nafsu manusiawi dan mampu melampui subyektifitas golongan ras, bangsa dan stratifikasi social.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan nilai - nilai islam merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis.
Budaya sekolah mempunyai dampak yang kuat terhadap prestasi kerja. Budaya sekolah merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan sukses atau gagalnya sekolah. Jika prestasi kerja yang diakibatkan oleh terciptanya budaya sekolah yang bertolak dari dan disemangati oleh ajaran dan nilai-nilai agama Islam, maka akan bernilai ganda, yaitu dipihak sekolah itu sendiri akan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif dengan tetap menjaga nilai-nilai agama sebagai akar budaya bangsa, dan dilain pihak, para pelaku sekolah seperti kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya, orang tua murid dan peserta didik itu sendiri berarti telah mengamalkan nilai-nilai Ilahiyah, ubudiyah, dan muamalah, sehingga memperoleh pahala yang berlipat ganda dan memiliki efek terhadap kehidupannya kelak.
Nilai-nilai Islam dalam budaya sekolah seperti nilai keimanan, nilai ibadah, dan nilai akhlak, meskipun secara garis besar tiga nilai tersebut sangat mempengaruhi budaya sekolah dan nilai tersebut juga bisa membuat budaya yang baru disekolah tersebut.
Nilai keimanan, kepercayaan itu menghasilkan rasa tenang menghadapi segala sesuatu sehingga hasilnya kepada Tuhan mereka saja, mereka berserah digetarkan rasa yang menyentuh kalbu seorang Mukmin ketika diingatkan tentang Allah, perintah atau larangan-Nya. Ketika itu jiwanya dipenuhi oleh keindahan dan ke-Maha besaran Allah, sehingga bangkit dalam dirinya rasa takut kepada-Nya, tergambar keagungan serta tergambar juga pelanggaran dan dosanya. Semua itu mendorongnya untuk beramal dan taat.
Nilai ibadah. penanaman nilai ibadah pada anak usia dimulai dari dalam keluarga. Karena anak masih kecil lebih menyukai kegiatan-kegiatan ibadah yang nyata seperti melaksanakan sholat.
Nilai akhlak, dalam pengertian sehari-haria khlak umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan-santun dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata moral

D.    Pengembangan Nilai – Nilai dan Budaya Islam di Sekolah
Penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa di sekolah dapat dilakukan melalui tiga jalur yaitu: (1) Integrasi nilai melaui mata pelajaran. (2) Integrasi melaui kegiatan pengembangan kurikulum dan (3) Melalui budaya sekolah (Sulistyowati, 2012: 47).
Menurut (Sulistyowati, 2012: 32) Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa versi Kemdiknas adalah (1) religius (2) jujur (3) toleransi (4) disiplin (5) kerja keras (6) kreatif (7) mandiri (8) demokratis (9) rasa ingin tahu (10) semangat kebangsaan (11) bersahabat/ komunikatif (12) menghargai prestasi (13) cinta tanah air (14) cinta damai (15) nilai gemar membaca (16) nilai peduli lingkungan (17) peduli sosial (18) tanggung jawab.
Menurut Thoha (2004) Nilai-nilai karakter dapat ditanamkan dalam mata pelajaran pendidikan agama dengan cara diarahkan pada beberapa fungsi antara lain sebagai fungsi konvensional, di mana nilai-nilai karakter dalam pendidikan agama diarahkan untuk meningkatkan komitmen dan perilaku keberagaman peserta didik. Fungsi neokonvensional yakni nilai-nilai karakter dalam pendidikan agama diarahkan untuk meningkatkan keberagaman peserta didik sesuai dengan keyakinannya. Fungsi implisit dimana nilai-nilai karakter dalam pendidikan agama diarahkan untuk mengenalkan kepada peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan melalui berbagai subyek pelajaran.
Pendidikan agama merupakan bagian terpenting dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah, sehingga penanaman nilai-nilai karakter dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan. Menanamkan nilai-nilai karakter dalam pendidikan agama tidak hanya tanggung jawab keluarga maupun masyarakat, namun sekolah memiliki tanggung jawab yang penting dalam mengembangkan ajaran agama, sekaligus mengemban visi untuk mewujudkan manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian, pendidikan agama akan menghasilkan manusia yang jujur, amanah, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, produktif, baik dalam kehidupan personal maupun sosial.

E.     Strategi Implementasi Nilai – Nilai Budaya Sekolah
Setiap sekolah/madrasah tentunya memiliki visi, misi dan tujuan tersendiri. Di sekolah yang berbasis keIslaman seperti SDIT, SMPIT, SMAIT ataupun yang berbentuk madrasah sperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Selain mengajarkan ilmu-ilmu umum dan agama dalam sekolah-sekolah seperti diatas sangatlah memegang teguh nilai-nilai keIslaman bahkan tidak sedikit yang menjadikan nilai-nilai keislam tersebut menjadi salah satu visi, misi atau pun tujuan sekolah.
Kuntowijoyo mengatakan:“Di dalam struktur keagamaan Islam, tidak dikenal dikotoml antaradomain duniawi dan domain agama. Konsep tentang agama di dalamIslam bukan semata-mata teologi, sehingga serba-pemikiran-teologibukanlah karakter Islam. Nilai-nilai Islam pada dasarnya bersifat allembracingbagi penataan sistem kehidupan sosial, politik, ekonomidan budaya".
Nilai-nilai Islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-prinsiphidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnyamenjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip denganlainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapatdipisah-pisahkan.
Realita dilapangan dalam implementasi nilai-nilai islam sebagai sebuah budaya sekolah itu tidaklah mudah baik karena terkendala factor internal maupun eksternal. Maka dibutuhkanlah sebuah strategi yang baik agar dapat mengimnplementasikan nilai-nilai islam menjadi budaya sekolah secara efektif dan efisien.
Berikut beberapa setrategi implementasi nilai-nilai islam sebagai budaya sekolah:
1.      Sosialisasi, Sosialisasi dilakukan kepada seluruh anggota baru di sekolah/madrasah, baik dengansosialisasi kepada guru baru, karyawan baru dan terlebih kepada para siswa baru.
2.      Pendidikan.  Dalam setiap mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa disisipi atau diselingi nilai-nilai islam yang dengannya secara tidak langsung akan membudayakan nilai-nilai islam sebagai budaya sekolah.
3.      Pemberdayaan. Memberdayakan semua pengampu kepentingan atau stakeholder baik itu orangtua, guru dan sekolah, agar dapat berperan aktif dalam penerapan nilai-nilai islam di sekolah agar menjadi sebuah budaya sekolah yang kuat.
4.      Pembudayaan. Prilaku dan nilai-nilai islam dibina dan dibudayakan  agar nilai-nilai menjadi sebuah budaya yang kuat sehingga tidak hanya disekolah saja kita dapati hal tersebut, bahkan diluar sekolah seperti dirumah dan dimasyarakat pun akan kita dapati nilai-nilai islam tersebut senantiasa ada pada guru-guru, karyawan dan siswa-siswa sekolah. Hal ini sangatlah mungkin terjadi apabila nilai-nilai islam tersebut telah menjadi sebuah budaya yang kuat baik sekolah atau madrasah.
5.      Kerjasama. Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan
6.      Melibatkan pesrta didik secara aktif dan menyenangkan dalam penerapan nilai-nilai islam sebagai budaya di sekolah.
Contoh-contoh kegiatan real dalam setrategi implementasi nilai-nilai islam dalam budaya sekolah :
·         Menyusun dan melaksanakn pedoman nilai-nilai islam di sekolah
·         Menempelkan kata-kata hikmah dan memasangnya di ruang-runag kelas serta tempat-tempat strategis lainnya di sekolah.
·         Mengapresiasi nilai-niali islam yang dilakukan siswa.
·         Guru menerapkan nilai-nilai islam agar menjadi teladan bagi para siswa disekolah.
Saat nilai-nilai islam telah menjadi buadaya yang kuat di sebuah sekolah/madrasah maka itu akan dapat kita amati dalam kehidupan keseharian guru dan siswa baik itu dalam kegiatan belajar mengajar, kesaharian di sekolah serta keseharian dirumah dan masyarakan, dan sirklus ini akan senantiasa berputar dalam lajur yang positif saat budaya sekolah kuat. Lihat gambar dibawah ini.





 






F.      Penelitian tentang Tata Nilai dan Budaya Sekolah
a.       Jurnal Pertama
·      Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan pendidikan pramukadalam meningkatkan kesadaran tata tertib pada siswa MAN Wonogiri.
·         Metode penelitian
Metode  penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif
·         Hasil penelitian
 Hasil penelitian ini menunjukan tiga temuan yaitu:
Pertama Pandangan guru dan persepsi siswa terhadap peranan pendidikan pramuka dalam peningkatan kesadaran tata tertib di MAN Wonogiri, dimana baik siswa maupun guru merasakan pentingnya kegiatan pramuka dalam menanamkan tanggung jawab pada siswa sehingga membentuk pribadi yang bertanggung jawab.
Kedua: program kerja dalam kegiatan pramuka ini terbagi menjadi dua yaitu kegiatan latihan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan rutin terbagi menjadi dua yaitu rutin terprogram yang meliputi upacara pembukaan latihan, PBB, Ujian SKU, IMPK maupun upacara penutupan. Sedangkan latihan rutin yang tidak terprogram meliputi tepuk tangann bernyanyi, napak tilas, penyelesaian TKK, Ubaloka dan pramuli. Kegiatan insidental meliputi latihan gabungan, SAKA, Pembuatan KTA, Pendelegasian tugas partisipatif.
Ketiga: upaya organisasi gerakan pramuka dalam meningkatkan kesadaran tata tertib pada siswa MAN Wonogiri adalah dengan meningkatkan mutu kegiatan yang variatif dan sistem pembinaan yang berkelanjutan dengan menerapkan berbagai metode, sehingga siswa tidak merasa bosan dan selalu mendapat ilmu dan merasakan manfaatnya sehingga bisa menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan pramuka kedalam masyarakat masyarakat nantinya

b.      Jurnal Kedua
·         Tujuan penelitian
ü  Proses pembelajaran sponge cutting di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Polokarto
ü  Visualisasi bentuk karya sponge cutting yang di hasilkan siswa kelas XIPA 4 SMA Negeri 1 Pookarto
ü  Dampak pembelajran sponge cutting terhadap kreativitas siswa kelas XIPA 4 SMA Negeri 1 Pookarto
·         Metode penelitian
Metode  penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif
·         Hasil penelitian
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Pertama pembelajaran kreasi sponge cutting meliputi: (a) persiapan antara lain; menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media, materi, metode dan evaluasi pembelajaran. (b) pelaksanaan pembelajaran antara lain; menjelaskan materi pembelajaran, memberikan contoh karya, mendemonstrasikan teknik pembuatan karya, memberikan tugas membuat karya individu dan kelompok dan mengevaluasi hasil karya siswa.
Kedua visualisasi bentuk karya sponge cutting yang dihasilkan siswa yaitu bentuk kap lampu dengan ornamen motif geometris, flora fauna dan motif-motif bebas dengan menerapkan prinsip-prinsip seni rupa.
Ketiga dampak pembelajaran kreasi sponge cutting terhadap kreativitas siswa yaitu siswa mampu merepresentasikan gagasannya ke dalam bentuk visual dan mampu membangun kerjasama antar siswa.
c.       Jurnal Ketiga
·         Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Kedisiplinan belajar Siswa.
·         Metode penelitian
Metode yang digunakan adalahinferensial.
·         Hasil penelitian
 Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa
1)      tata tertib di SDN Sukakarya II Samarang Garut ermasuk kualifikasi tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata 38,62.
2)      kedisiplinan belajar siswa di SDN Sukakarya II Samarang Garut termasuk kualifikasi baik,hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata 39,43.
3)      pengaruh pelaksanaan tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SDN Sukakarya II Sanarang Garut ditunjukan oleh a) koefisien korelasi termasuk pada kualifikasi yang sangat kuat. b) hipotesisnya diterima berdasarkan t hitung sbesar 2,061 sedang t table sebesat 2,019 artinya jika baik tata tertib yang ada di sekolah maka akan baik pula kedisiplinan belajar siswa c) pengaruh tata tertib sekolah memiliki pengaruh sebesar 39% terhadap kedisiplinan belajar siswa dan sisanya 61% faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa.

d.      Jurnal Keempat
·         Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1)      Mengidentifikasi nilai-nilai yang dikembangkan yang diintregasikan ke dala, pembelajaran
2)      Mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengintregasikan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran, termasuk strategi evaluasinya.
3)      Mengidentifikasi kendala-kendala yang dialami oleh guru SMK jurusan Bangunan dalam mengintregasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.
·         Metode penelitian
Metode yang dilakukan yaitu melakukan survey kepada delapan SMK Negeri Jurusan Bangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
·         Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan :
1)      Nilai-nilai karakter yang dikembangkan melalui intregasi ke dalam kegiatan pembelajaran, baik peada mata diklat kemampuan normatif, teori kejuruan, maupun praktek kejuruan adalah sangat variatif dan sebagian beum direncanakan secara tertulis di dalam dokumen silabus dan RPP mata diklat yang bersangkutan.
2)      Stretegi pembelajaran yang diterapkan pada umumnya merupakan strategi pembelajaran yang konvensional dan tidak direncanakan secara tertulis di dalam silabus dan RPP serta tidak dijabarkan di dalam skenario pembelajaran.
3)      Evaluasi pendidikan karakter merupakan aspek yang terlemah dari implementasi pendidikan karakter secara terintregasi ke dalam kegiatan pembelajaran karena belum dilakukan secara tepat sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diintreagasikan.
4)      Kendala-kendala yang dialami oleh guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter secara terintregasi, terutama berkaitan dengan rendahnya kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi pembelajaran nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan.

G.    Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan yaitu:
Nilai – Nilai budaya sekolah merupakan nilai – nilai yang disepakati dan tertanam dalam warga sekolah yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol – simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi yang akan membentuk suatu budaya sekolah.
Nilai - nilai islam merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis.
Nilai Islam yang dapat atau bahkan harus diterapkan dalam budaya sekolah ada 3 yaitu nilai keimanan, nilai ibadah, dan nilai akhlak. Karena dengan menerapkan atau menanamkan ketiga nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari disekolah maka budaya sekolah yang baik akan terbentuk dalam sekolah tersebut. Seperti yang kita tahu budaya sekolah merupakan faktor yang penting dalam menentukan sukses atau gagalnya sebuah sekolah. Selain itu dengan budaya sekolah yang menerapkan nilai-nilai Islam maka akan diperoleh keuntungan yang berganda yaitu untuk pihak sekolah itu sendiri dan juga untuk seluruh warga sekolah bahkan orang tua atau wali murid.
1.      Secara konteks pengembangan nilai-nilai karakter bangsa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik dapat berhasil dengan adanya iklim dan sistem yang mendukung seperti kebijakan kepala sekolah.
2.      Aspek input dalam konteks pengembangan yakni sumber daya sekolah yang berkualitas meliputi kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik, dan sarana prasarana sekolah sangat mendukung upaya penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa di sekolah-sekolah.
3.      Proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan melalui pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah.
4.      Produk dari pengembangan nilai-nilai karakter bangsa pada Pendidikan Agama Islam adalah peserta didik memiliki sikap dan perilaku yang baik atau berkarakter.

Berikut beberapa setrategi implementasi nilai-nilai islam sebagai budaya sekolah:
1.      Sosialisasi, Sosialisasi dilakukan kepada seluruh anggota baru di sekolah/madrasah, baik dengansosialisasi kepada guru baru, karyawan baru dan terlebih kepada para siswa baru.
2.      Pendidikan.  Dalam setiap mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa disisipi atau diselingi nilai-nilai islam yang dengannya secara tidak langsung akan membudayakan nilai-nilai islam sebagai budaya sekolah.
3.      Pemberdayaan. Memberdayakan semua pengampu kepentingan atau stakeholder baik itu orangtua, guru dan sekolah, agar dapat berperan aktif dalam penerapan nilai-nilai islam di sekolah agar menjadi sebuah budaya sekolah yang kuat.
4.      Pembudayaan. Prilaku dan nilai-nilai islam dibina dan dibudayakan  agar nilai-nilai menjadi sebuah budaya yang kuat sehingga tidak hanya disekolah saja kita dapati hal tersebut, bahkan diluar sekolah seperti dirumah dan dimasyarakat pun akan kita dapati nilai-nilai islam tersebut senantiasa ada pada guru-guru, karyawan dan siswa-siswa sekolah. Hal ini sangatlah mungkin terjadi apabila nilai-nilai islam tersebut telah menjadi sebuah budaya yang kuat baik sekolah atau madrasah.
5.      Kerjasama. Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan
6.      Melibatkan peserta didik secara aktif dan menyenangkan dalam penerapan nilai-nilai islam sebagai budaya di sekolah.





H.    Daftar Pustaka
Muhaimin, Suti’ah, Sugeng LP, 2009. Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyususnan Rencana Pengembangan Sekolah / Madrasah. Jakarta : Kencana.
Direktorat Pendidikan menengah Umum, Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Dit Dikmenum.
Kisyani – Laksono, Pengembangan Budaya Sekolah untuk Meretas Pendidikan Karakter. Diterbitkan oleh UPBJJ-UT Surabaya.
Arifin. Implementasi Nilai – Nilai Budaya Sekolah dalam Mewujudkan Sekolah Berkualitas. FIP Universitas Negeri Gorontalo.
Kuntowijoyo. 1999. Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan,
Fuad Amsari. 1995. lslam Kaafah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia,Jakarta: Gema Insani Press.
Irfani. Volume 11. 2015. Membangun Budaya Islami di Sekolah. Di terbitkan Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo.

0 komentar:

Posting Komentar