PERAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA
MANUSIA DI WAWOTOBI
Judul Jurnal
: Peran Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia
di Wawotobi
Penulis :
Abdul Hakim dan Anwar Hadipapo
Penerbit :
EKOBIS – Vol.16, No.1, Januari 2015
1. Pendahuluan
Dalam
jurnal ini penulis dalam pendahuluan memaparkan pendapat para ahli mengenai
pengertian tentang kinerja, kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen. kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara
kemampuan dan motivasi. Penuli berpendapat kepemimpinan merupakan faktor yang sering dipermasalahkan karena
baik pemerintah maupun masyarakat semakin menyadari bahwa terciptanya
suatu tujuan dalam skala nasional, regional atau lokal tergantung pada
kepemimpinan seseorang yang memimpin suatu instalasi, jawatan, Organisasi,
lembagadansebagainyasehingga dapat dijelaskan bahwa suatu oraganisasi
akanberhasil atau gagal ditentukan oleh kepemimpinan, dimana pimpinanlah yang
bertanggung jawab atas segala pelaksanaan suatu pekerjaan tersebut. Dan budaya
organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan dikembangkan oleh
organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk
menjadi aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam berfikir dan bertindak
dalam mencapai tujuan organisasi.
Penulis dalam jurnal ini juga menyebutkan dalam sejumlah penelitian juga membuktikan adanya pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja. Cameron dan Quinn (Flemming, 2009), berpendapat bahwa
kepemimpinan bukanlah satu-satunya faktor utama yang menentukan kesuksesan
sebuah organisasi, terlebih ada satu ketegasan bahwa budaya organisasi dan
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kepemimpinan, budaya organisasi terhadap komitmen dan kinerja organisasi.
2. Metode Penelitian
Dalam
jurnal penelitian ini penulis menggunakan tehnik yang digunakan adalah
Proportionate Stratified Random Sampling. Adapun skala yang digunakan sebagai
pengukuran variabel pada jawaban atau isian kuesioner dari para responden
adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert (Ghozali, 2011) yaitu
skala yang berisi lima tingkat preferensi dengan pilihan sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3
= kurang setuju, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Dalam penelitian ini sebagai
populasinya adalah guru SD Negeri di kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, yang
berjumlah 107 orang guru PNS dari 14 SD Negeri yang dijadikan obyek penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa loading factor untuk masing-masing konstruk variabel kepemimpinan, variabel budaya organisasi, variable
komitmen organisasi dan variabel kinerja SDM dari hasil analisis diketahui
bahwa semua item memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0,5 dan thitung
> ttabel (1,67) convergent validity masing-masing indikator konstruk.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Composite
Reliability. Berdasarkan
nilai composite reliability, masing-masing konstruk sangat reliabel karena
memiliki nilai composite reliability yang tinggi di atas 0,70.
4. Hipotesis
Hipotesis pertama (H1) : Ada pengaruh kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Pengujian hipotesis didasarkan atas pengelolaan data penelitian
dengan menggunakan VisualPLS dengan cara membandingkan t-statistik dengan
t-tabel. 0,05. Nilai t-statistik sebesar 0,081 < nilai t tabel = 1,67, yang
berarti kepemimpinan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen
organisasi pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Dengan demikian hipotesis pertama dapat ditolak.
Hipotesis kedua (H2) : Ada pengaruh budaya organisasi terhadap
komitmen organisasi pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Dalam
perhitungan menunjukkan
bahwa koefisien parameter antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi
ditemukan hasil positif 0,705 dengan nilai t-statistik sebesar 6,754 dan
signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik sebesar 6,754 > nilai t tabel =
1,67, yang berarti budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Dengan
demikian hipotesis kedua dapat diterima.
Hipotesis ketiga (H3) : Ada pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa koefisien parameter antara
kepemimpinan dengan kinerja SDM ditemukan hasil positif 0,324 dengan nilai
t-statistik sebesar 2,816 dan signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik sebesar
2,816 > nilai t tabel = 1,67, yang berarti budaya organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi pada sekolah dasar negeri
di Wawotobi. Dengan
demikian hipotesis ketiga dapat diterima.
Hipotesis keempat (H4): Ada pengaruh budaya organisasi terhadap
kinerja SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa koefisien parameter antara budaya organisasi dengan kinerja SDM ditemukan
hasil positif 0,273 dengan nilai t-statistik sebesar 2,308 dan signifikan pada
0,05. Nilai t-statistik sebesar 2,308 > nilai t tabel = 1,67, yang berarti
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SDM pada
sekolah dasar negeri di Wawotobi. Dengan demikian hipotesis keempat dapat diterima.
Hipotesis kelima (H5): Ada pengaruh komitmen organisasi terhadap
kinerja SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa koefisien parameter antara budaya organisasi dengan kinerja SDM ditemukan
hasil positif 0,170 dengan nilai t-statistik sebesar 2,217 dan signifikan pada
0,05. Nilai t-statistik sebesar 2,217 > nilai t tabel = 1,67, yang berarti
komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SDM
pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Dengan demikian hipotesis kelima dapat diterima.
5. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan penulis
terhadap guru SD Negeri di kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe diperoleh
sebagai berikut:
Kepemimpinan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi pada SD
negeri di Wawotobi, artinya rendahnya intensitas kepemimpinan maka komitmen
organisasi akan semakin turun. Sedangkan budaya organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi pada sekolah
dasar negeri di Wawotobi. Artinya semakin tinggi intensitas kepemimpinan maka
kinerja SDM akan semakin tinggi.
Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Artinya
semakin tinggi intensitas kepemimpinan maka kinerja SDM akan semakin tinggi.
Sedangkan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi. Artinya semakin tinggi intensitas
budaya organisasi maka kinerja SDM akan semakin tinggi. Komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SDM pada sekolah dasar
negeri di Wawotobi. Artinya semakin tinggi intensitas komitmen organisasi maka
kinerja SDM akan semakin tinggi.
Dengan demikian budaya organisasi
sangat berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasi dan kinerja sekolah dasar negeri di Wawotobi.
6. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah:
·
Kepemimpinan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
komitmen organisasi pada sekolah dasar negeri di Wawotobi.
·
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi pada sekolah dasar negeri di Wawotobi.
·
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi.
·
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja SDM pada sekolah dasar negeri di Wawotobi.
7. Saran
Saran dari penelitian ini adalah:
- Agar kepemimpinan berpengaruh terhadap komitmen organisasi, pemimpin sebaiknya melakukan usaha untuk mempengaruhi komitmen organisas.
- Dalam penelitian ini agar penulis dengan singkat memaparkan hasil agar mudah dipahami
Sumber : Jurnal budaya organisasi
0 komentar:
Posting Komentar