Sabtu, 16 April 2016

Review Buku Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah)

Review Buku 
Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah)
Karya Dr. M. Syuhudi Ismail



A.       Identitas Buku
Judul Buku        : Kaidah Kesahihan Sanad Hadis  Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah.
Penulis                 : Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail
Penerbit               : PT Bulan Bintang
Cetakan               : Cetakan ke – 3,  Jumadil Awal 1426 / Juli 2005
NO ISBN            : 979 – 418 – 134 – X
Tebal buku           : 270 halaman
Teks Bahasa         : Indonesia


B.        Kepengarangan
Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail dilahirkan di Lumajang, Jawa Timur, pada tanggal 23 April 1943. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat Negeri di Sidorejo, Lumajang Jawa Timur (1955), ia meneruskan pendidikannya ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun di  Malang ( tamat 1959); Pendidikan Hakim Ilam Negeri (PHIN) di Yogyakarta (tamat 1961); Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) “Sunan Kalijaga” Yogyakarta , cabang Makassar (kemudian menjadi  IAIN “Alauddin” Makassar), berijazah Sarjana Muda (1965); Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang (tamat 1973); Studi Purna Sarjana (SPS)) di Yogyakarta (Tahun Akademi 1978/1979), dan Program – Program Studi S2 pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (tamat 1985).
Adapun karya-karya dari Syuhudi Ismail di antaranya sebagai berikut:
1.      Pengantar Ilmu Hadis diterbitkan oleh Angkasa kota Bandung.
2.      Kaedah Kesahihan Sanad Hadis diterbitkan oleh PT Bulan Bintang kota jakarta.
3.       Metodologi  Penelitian Hadits Nabi  diterbitkan oleh  Bulan Bintang kota jakarta.
4.      Hadits  Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan Pemalsunya diterbitkan oleh Gema Insani Press kota Jakarta.
5.       Hadits Tekstual dan Kontekstual (Telaah Ma`anil Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal) diterbitkan oleh Bulan Bintang kota Jakarta.

C.     Pendahuluan
Hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqrir dan hal-ihwal Nabi Muhammad SAW., merupakan sumber ajaran islam yang kedua setelah Qur’an. Pada zaman Nabi, sesungguhnya telah ada beberapa sahabat Nabi yang menulis hadis Nabi, tetapi jumlah mereka selain tidak banyak, juga materi (matn) hadis yang mereka catat masih terbatas.
Sejarah penulisan dan penghimpunan hadis secara resmi dan massal, tenggang waktunya sekitar 90 tahun sesudah Nabi wafat. Dalam masa yang cukup panjang ini, telah terjadi pemalsuan-pemalsuan hadis yang dilakukan oleh beberapa golongan dengan berbagai tujuan. Atas kenyataan ini, maka ulama hadis dalam usahanya menghimpun hadis Nabi, selain harus melakukan perlawatan untuk menghubungi para periwayat yang tersebar diberbagai daerah yang jauh, juga harus mengadakan penelitian dan penyeleksian terhadap semua hadis yang mereka himpunkan. Karena itu, proses penghimpunan hadis secara menyelutuh terpaksa mengalami waktu yang cukup panjang, yakni sekitar lebih dari satu abad. Kitab-kitab hadis yang mereka hasilkan bermacam-macam jenisnya, baik dari segi kuantitas dan kualitas hadis yang dimuatnya, maupun cara penyusunannya.

D.    Review Buku
Menurut hasil penelitian ulama hadis, suatu hadis yang sanadnya sahih belum tentu matannya juga sahih. Mengapa kesenjangan kualitas itu terjadi; apakah kesenjangan disebabkan oleh kaidah kesahihan sanad hadis yang kurang akurat, ataukah disebabkan oleh faktor – faktor lain. Masalah pokok yang diteliti adalah tingkat akurasi kaidah kesahihan sanad hadis. Untuk menjawab masalah pokok tersebut unsur – unsur kaidah ditelaah secara kritis, kemudian kaidah itu ditinjau dengan menggunakan seperangkat teori ekstrem ilmu sejarah.  Oleh karena itu dalam buku yang berjudul kaidah kesahihan sanad Hadis telaah kritis dan tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah yang ditulis Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail dijelaskan tentang apa yang saya tuliskan diatas.
Buku ini boleh dikatakan sebagi buku pedoman untuk mengkaji hadis Nabi khususnya cara mengkaji kesahihan matan hadis telaah kritis dan tinjuan dengan pendekatan ilmu sejarah. Tampaknya M. Syuhudi Ismail pengarang buku ini telah berusaha untuk menghindarkan diri dari “keruwetan” yang menjadi salah satu ciri khusus dalam ilmu hadis. Tentunya dengan tujuan agar mereka yang baru melangkah ke pengkajian dan penelitian hadis dapat mudah memahami uraian buku ini.
Buku ini dengan sampul warna hijau tua, berisi kata pengantar lima bab pembahasan dan bab kesimpulan, dilengkapi daftar ikhtisar, daftar gambar, daftar kepustakaan, transliterasi arab latin dan indeks. Bab I pendahuluan; Bab II tentang periwayatan hadis; Bab III tentang faktor – faktor yang mendorong ulama mengadakan penelitian sanad hadis; Bab IV tentang Kesahihan sanad hadis; Bab V tentang kualitas periwayatan dan persambungan sanad; dan Bab VI tentang kesimpulan. Apabila dilihat dari urut – urutan bab dapat diketahui bahwa isi buku sangat runtut dan alur pikirnya mudah diikuti pembaca. Disamping alurnya mudah diikuti, pembaca ang belum akrab dengan istilah – istilah dalam ilmu hadis bisa mengenalnya sekilas karena dijelaskan terlebih dahulu di tiap awal judul dan sub judul seperti pengetian hadis, sanad, dan matan hadis, takhrij hadis dan sebagianya.
Dalam buku ini berisi pemikiran penulis tentang kesahihan hadis. Dalam buku ini pengarang memperkenalkan istilah kaedah  “Mayor” dan “Minor” sebagai acuan sanad dan matan. Kaedah mayor adalah acuan  semua syarat, kriteria, acuan yang berstatus umum pada sanad dan matan, sedangkan kaedah minor bersatus khusus. Melihat dari keumuman pengertian Hadits yang disepakati ulama, unsur-unsur sanad terdiri dari, 1) sanad bersambung, 2) rawi harus `adil, 3) rawi harus `dhabit, 4) sanad hadits harus terhindar dari  syaz , dan 5) sanad hadits harus terhindar dari `illah. Akan tetapi dalam pola Hadits menurut Syuhudi Islam menetapkan tiga unsur kaidah mayor  saja, yaitu: sanad bersambung; perawi bersifat „adil; dan perawi bersifat dhabith atau tamm al-dhabth.
 Sedangkan unsur-unsur kaidah minor untuk sanad bersambung yaitu: muttashil (mawshul); marfu’ ; mahfuz ; dan bukan mu’al  (bukan Hadits yang mengandung ‘illah). Untuk perawi bersifat ‘adil  yaitu: beragama Islam; mukallaf; melaksanakan ketentuan agama; dan memelihara muru’ah. Sedangkan untuk perawi  bersifat dhabith  atau tamm al-dhabth yaitu: hafal dengan baik hadis yang diriwayatkannya; mampu dengan baik menyampaikan Hadits yang dihafalnya kepada orang lain; terhindar dari  syaz; dan terhindar dari ‘illah.
Dalam buku ini, perbedaan unsur-unsur kaedah mayor dan minor hanya terletak pada pengorganisasian saja. Menurutnya, mayoritas ulama Hadits memasukkan kedua unsur  syaz   dan ‘illah sebagai unsur-unsur kaedah mayor kesahihan sanad hadis dimaksudkan sebagai penekanan dan sikap kehati-hatian semata. Sekiranya,  benar dugaan bahwa kedua unsur tersebut memang merupakan unsur-unsur yang mandiri, terlepas dari ketiga unsur kaedah mayor yang lain, maka berarti ada sanad yang benar- benar bersambung dan diriwayatkan oleh para perawi yang benar-benar ‘adil   dan dhabith ternyata masih mengandung syaz ataupun „illah. Hal ini menurut  Syuhudi Ismail tidak mungkin terjadi. Sebab, sanad yang mengandung  syaz   dan ‘illah, penyebab utamanya ternyata ada yang karena tidak bersambung sanadnya atau tidak sempurna ke-dhabith-an  perawinya.
Kekurangan buku ini adalah Bahasa yang digunakan oleh penulis sulit untuk dipahami, sehingga pembaca harus membaca berulang kali untuk memahami isi buku ini. Sedangkan kelebihannya buku ini adalah buku ini banyak terdapat banyak catatan kaki dan penulis menerangkan secara detail dan kritis.





.


0 komentar:

Posting Komentar