Review Buku
Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah)
Karya Dr. M. Syuhudi Ismail
A. Identitas Buku
Judul Buku :
Kaidah Kesahihan Sanad Hadis Telaah
Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah.
Penulis :
Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail
Penerbit :
PT Bulan Bintang
Cetakan :
Cetakan ke – 3, Jumadil Awal 1426 / Juli
2005
NO ISBN :
979 – 418 – 134 – X
Tebal buku :
270 halaman
Teks Bahasa :
Indonesia
B.
Kepengarangan
Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail dilahirkan
di Lumajang, Jawa Timur, pada tanggal 23 April 1943. Setelah menamatkan Sekolah
Rakyat Negeri di Sidorejo, Lumajang Jawa Timur (1955), ia meneruskan
pendidikannya ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun di Malang ( tamat 1959); Pendidikan Hakim Ilam
Negeri (PHIN) di Yogyakarta (tamat 1961); Fakultas Syari’ah, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) “Sunan Kalijaga” Yogyakarta , cabang Makassar (kemudian
menjadi IAIN “Alauddin” Makassar),
berijazah Sarjana Muda (1965); Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang
(tamat 1973); Studi Purna Sarjana (SPS)) di Yogyakarta (Tahun Akademi
1978/1979), dan Program – Program Studi S2 pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (tamat 1985).
Adapun karya-karya dari Syuhudi Ismail di antaranya sebagai
berikut:
1.
Pengantar Ilmu Hadis diterbitkan oleh Angkasa
kota Bandung.
2.
Kaedah Kesahihan Sanad Hadis diterbitkan oleh
PT Bulan Bintang kota jakarta.
3.
Metodologi Penelitian Hadits Nabi diterbitkan oleh Bulan Bintang kota jakarta.
4.
Hadits Nabi Menurut Pembela Pengingkar dan
Pemalsunya diterbitkan oleh Gema Insani Press kota Jakarta.
5. Hadits
Tekstual dan Kontekstual (Telaah Ma`anil Hadits tentang Ajaran Islam yang
Universal, Temporal, dan Lokal) diterbitkan oleh Bulan
Bintang kota Jakarta.
C.
Pendahuluan
Hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqrir dan
hal-ihwal Nabi Muhammad SAW., merupakan sumber ajaran islam yang kedua setelah
Qur’an. Pada zaman Nabi, sesungguhnya telah ada beberapa sahabat Nabi yang
menulis hadis Nabi, tetapi jumlah mereka selain tidak banyak, juga materi
(matn) hadis yang mereka catat masih terbatas.
Sejarah penulisan dan penghimpunan hadis secara resmi dan
massal, tenggang waktunya sekitar 90 tahun sesudah Nabi wafat. Dalam masa yang
cukup panjang ini, telah terjadi pemalsuan-pemalsuan hadis yang dilakukan oleh
beberapa golongan dengan berbagai tujuan. Atas kenyataan ini, maka ulama hadis
dalam usahanya menghimpun hadis Nabi, selain harus melakukan perlawatan untuk
menghubungi para periwayat yang tersebar diberbagai daerah yang jauh, juga
harus mengadakan penelitian dan penyeleksian terhadap semua hadis yang mereka
himpunkan. Karena itu, proses penghimpunan hadis secara menyelutuh terpaksa
mengalami waktu yang cukup panjang, yakni sekitar lebih dari satu abad.
Kitab-kitab hadis yang mereka hasilkan bermacam-macam jenisnya, baik dari segi
kuantitas dan kualitas hadis yang dimuatnya, maupun cara penyusunannya.
D.
Review Buku
Menurut hasil penelitian ulama hadis, suatu hadis yang sanadnya sahih belum
tentu matannya juga sahih. Mengapa kesenjangan kualitas itu terjadi; apakah
kesenjangan disebabkan oleh kaidah kesahihan sanad hadis yang kurang akurat,
ataukah disebabkan oleh faktor – faktor lain. Masalah pokok yang diteliti
adalah tingkat akurasi kaidah kesahihan sanad hadis. Untuk menjawab masalah
pokok tersebut unsur – unsur kaidah ditelaah secara kritis, kemudian kaidah itu
ditinjau dengan menggunakan seperangkat teori ekstrem ilmu sejarah. Oleh karena itu dalam buku yang berjudul
kaidah kesahihan sanad Hadis telaah kritis dan tinjauan dengan pendekatan ilmu
sejarah yang ditulis Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail dijelaskan tentang apa yang
saya tuliskan diatas.
Buku ini boleh dikatakan sebagi buku pedoman untuk mengkaji hadis Nabi
khususnya cara mengkaji kesahihan matan hadis telaah kritis dan tinjuan dengan
pendekatan ilmu sejarah. Tampaknya M. Syuhudi Ismail pengarang buku ini telah
berusaha untuk menghindarkan diri dari “keruwetan” yang menjadi salah satu ciri
khusus dalam ilmu hadis. Tentunya dengan tujuan agar mereka yang baru melangkah
ke pengkajian dan penelitian hadis dapat mudah memahami uraian buku ini.
Buku ini dengan sampul warna hijau tua, berisi kata pengantar lima bab
pembahasan dan bab kesimpulan, dilengkapi daftar ikhtisar, daftar gambar,
daftar kepustakaan, transliterasi arab latin dan indeks. Bab I pendahuluan; Bab
II tentang periwayatan hadis; Bab III tentang faktor – faktor yang mendorong ulama
mengadakan penelitian sanad hadis; Bab IV tentang Kesahihan sanad hadis; Bab V
tentang kualitas periwayatan dan persambungan sanad; dan Bab VI tentang
kesimpulan. Apabila dilihat dari urut – urutan bab dapat diketahui bahwa isi
buku sangat runtut dan alur pikirnya mudah diikuti pembaca. Disamping alurnya
mudah diikuti, pembaca ang belum akrab dengan istilah – istilah dalam ilmu
hadis bisa mengenalnya sekilas karena dijelaskan terlebih dahulu di tiap awal
judul dan sub judul seperti pengetian hadis, sanad, dan matan hadis, takhrij
hadis dan sebagianya.
Dalam buku ini berisi pemikiran penulis tentang kesahihan hadis. Dalam buku
ini pengarang memperkenalkan istilah kaedah “Mayor” dan “Minor” sebagai acuan sanad dan matan. Kaedah mayor
adalah acuan semua syarat, kriteria, acuan yang
berstatus umum pada sanad dan matan, sedangkan kaedah minor bersatus khusus. Melihat dari keumuman pengertian Hadits yang disepakati ulama,
unsur-unsur sanad terdiri dari, 1) sanad bersambung, 2) rawi harus `adil, 3) rawi harus `dhabit, 4) sanad hadits harus terhindar
dari syaz , dan 5) sanad hadits harus terhindar dari `illah. Akan tetapi dalam pola Hadits menurut Syuhudi Islam menetapkan
tiga unsur kaidah mayor saja, yaitu: sanad bersambung;
perawi bersifat „adil; dan perawi bersifat dhabith atau tamm al-dhabth.
Sedangkan unsur-unsur kaidah minor untuk sanad bersambung yaitu: muttashil (mawshul); marfu’ ; mahfuz ; dan bukan mu’al (bukan Hadits yang mengandung ‘illah). Untuk perawi bersifat ‘adil yaitu: beragama Islam; mukallaf;
melaksanakan ketentuan agama; dan memelihara muru’ah. Sedangkan untuk perawi
bersifat dhabith atau
tamm al-dhabth yaitu:
hafal dengan baik hadis yang diriwayatkannya; mampu dengan baik menyampaikan
Hadits yang dihafalnya kepada orang lain; terhindar dari syaz; dan
terhindar dari ‘illah.
Dalam buku ini, perbedaan unsur-unsur kaedah mayor dan minor hanya terletak pada
pengorganisasian saja. Menurutnya, mayoritas ulama Hadits memasukkan kedua
unsur syaz dan
‘illah sebagai
unsur-unsur kaedah mayor kesahihan sanad hadis dimaksudkan sebagai penekanan
dan sikap kehati-hatian semata. Sekiranya, benar dugaan bahwa kedua unsur
tersebut memang merupakan unsur-unsur yang mandiri, terlepas dari ketiga unsur
kaedah mayor yang lain, maka berarti ada sanad yang benar- benar
bersambung dan diriwayatkan oleh para perawi yang benar-benar ‘adil
dan
dhabith ternyata masih mengandung syaz ataupun „illah. Hal ini menurut Syuhudi Ismail tidak mungkin terjadi. Sebab, sanad yang
mengandung syaz dan ‘illah, penyebab
utamanya ternyata ada yang karena tidak bersambung sanadnya atau tidak sempurna
ke-dhabith-an
perawinya.
Kekurangan buku ini adalah Bahasa yang digunakan oleh
penulis sulit untuk dipahami, sehingga pembaca harus membaca berulang kali
untuk memahami isi buku ini. Sedangkan kelebihannya buku ini adalah buku ini
banyak terdapat banyak catatan kaki dan penulis menerangkan secara detail dan
kritis.
.
0 komentar:
Posting Komentar