EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Setiap negara pasti mempunyai kebijakan yang
berbeda. Termasuk kebijakan dalam pendidikan. Begitu juga kebijakan pendidikan
yang dilaksanakan oleh Indonesia. Setiap kebijakan yang dilakukan oleh suatu
negara, pada akhir pelaksanaan pasti akan diadakan evaluasi kebijakan yang
dilakukan oleh negara tersebut untuk mengetahui apakah kebijakan yang dilakukan
berhasil ataukah tidak. Selain itu juga untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan kebijakan yang dilaksanakan negara tersebut.
Sebelum kita membahas apa itu evaluasi
kebijakan pendidikan, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu kebijakan?
Kata "kebijakan" merupakan
terjemahan dari kata “policy” dalam bahasa inggris, yang berati mengurus
masalah atau kepentingan umum, atau berati juga administrasi pemerintah.
Kebijakan lebih berat penekananya pada tindakan (produk) yaitu kebijakan yang
ditetapkan secara subjektif. Namun secara umum "kebijakan" dapat dikatakan suatu rumusan keputusan pemerintah yang menjadi pedoman tingkah laku
guna mengatasi masalah atau persoalan
yang didalamnya terdapat tujuan rencana dan beragam yang akan dilaksanakan.
Sedangkan Evaluasi yaitu Evaluasi adalah suatu
aktivitas yang bermaksud mengetahui seberapa suatu kegiatan itu dapat
dilaksanakan ataukah tidak, terlaksana ataukah tidak, berhasil sesuai dengan
yang diharapkan ataukah tidak. Sedangkan
Evaluasi Kebijaksanaan adalah suatu aktivitas yang bermaksud untuk
mengetahui apakah suatu kebijaksanaan tersebut dapat dilaksanakan ataukah
tidak, telah berhasil sebagaimana yang diharapkan ataukah belum. Sehingga yang
dimaksud dengan Evaluasi kebijaksanaan pendidikan adalah suatu aktivitas yang
bermaksud untuk mengetahui seberapa
suatu kebijaksanaan pendidikan tersebut benar-benar sesuai dengan kriterium-kriterium
yang telah ditetapkan, serta memberikan dampak nyata terhadap khalayak sesuai
dengan yang diinginkan.
Kenapa evaluasi perlu dilakukan?
Evaluasi pendidikan perlu dilakukan dengan
alasan – alasan sebagai berikut:
1.
Mengetahui apakah hal-hal
yang telah dirumuskan dalam formulasi kebijaksanaan tersebut dapat dilaksanakan
ataukah tidak.
2.
Mengetahui apakah
rumusan-rumusan kebijaksanaan yang tertulis telah berhasil dilaksanakan ataukah
belum.
3.
Mengetahui kelebiham dan
kekurangan rumusan kebijaksanaan dalam kaitannya dengan faktor kondisional dan
situsional dimana kebijaksanaan tersebut dilaksanakan.
4.
Mengetahui seberapa jauh
suatu rumusan kebijaksanaan telah dapat diimplementasikan.
5.
Mengetahui keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan
kebijaksanaan.
6.
Mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan oleh suatu
kebijaksanaan terhadap khalayak yang bermaksud dituju oleh kebijaksanaan, dan
khalayak yang tak bermaksud dituju oleh kebijaksanaan.
7.
Mengetahui apakah risiko-risiko yang telah diperhitungkan
pada saat formulasi telah dapat diatasi dengan baik ataukah tidak.
8.
Mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam hal
perbaikan kebijaksanaan.
Sedangkan tujuan dilakukan suatu evaluasi pendidikan
yaitu:
1.
Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan.
2.
Mengukur tingkat efisiensi sutu kebijakan.
3.
Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan.
4.
Mengukur dampak suatu kebijakan.
5.
Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan.
6.
Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan
datang.
Evalausi pendidikan mempunyai banyak macam antara lain :
1.
Ditinjau dari segi waktu mengevaluasi
·
Pandangan Linier: evaluasi dilakukan setelah
implementasi.
·
Pandangan Komprehensif:
Evaluasi dilakukan hampir setiap tahap proses kebijakan.
2.
Ditinjau dari Substansi evaluasi
·
Evaluasi kebijaksanaan pendidikan dasar
·
Evaluasi kebijaksanaan pendidikan menengah
·
Evaluasi kebijaksanaan
pendidikan tinggi
3.
Ditinjau dari periodisasi evaluasi
·
Evaluasi kebijaksanaan pendidikan repelita keenam tahun
pertama.
·
Repelita keenam tahun kedua
·
Repelita keenam tahun keempat.
·
Repelita keenam tahun terakhir.
4.
Ditinjau dari kriteria evaluasi
·
Kriterium mengacu kepada yang sudah terstandar (Standard
criterian reference).
·
Kriterium yang dibuat berdasarkan acuan norma (norm
criterian reference).
5.
Ditinjau dari sasarannya.
·
Evaluasi proses.
·
Evaluasi dampak.
6.
Ditinjau dari segi kontinuitasnya.
·
Evaluasi formatif.
·
Evaluasi sumatif.
7.
Pembagian evaluasi menurut Anderson
·
Evaluasi kebijaksanaan impresionistis
·
Evaluasi kebijaksanaan operasional.
·
Evaluasi kebijaksanaan sistematik.
8.
Pembagian evaluasi menurut Dunn
·
Evaluasi kebijaksanaan semu.
·
Evaluasi kebijaksanaan resmi.
·
Evaluasi berdasarkan teori keputusan.
9.
Dilihat dari Objeknya.
·
Formulasi kebijakan pendidikan.
·
Kinerja kebijakan pendidikan.
·
Lingkungan kebijakan pendidikan.
Sedangkan untuk karakteristik evaluasi
kebijaksanaan pendidikan antara lain:
1.
Tidak bebas nilai.
2.
Berorientasi pada masalah.
3.
Berorientasi pada masa
lalu dan kini.
4.
Berorientasi kepada
dampak.
Untuk aktor – aktor evaluasi kebijaksanaan pendidikan ada dua yaitu:
1. Aktor formal/resmi :
Pembuat kebijaksanaan (legislatif), pelaksana kebijaksanaan (eksekutif),
administrator dari tingkat nasional sampai dengan tingkat lokal.
2. Aktor non formal : partai politik, organisasi massa, interest
groub, kelompok perantara, mitra pelaksana kebijaksanaan, tokoh perorangan dan
media massa.
Untuk cakupan evaluasi kebijakan pendidikan di Indonesia antara lain:
1. Evaluasi kebijaksanaan
pendidikan dilaksanakan di tingkat nasional, wilayah dan daerah.
2. Apa saja yang dievaluasi,
sangat bergantung kepada pendekatan yang dipakai.
3. Dalam evaluasi
kebijaksanaan pendidikan ada 3 pendekatan. Yaitu pendekatan input, pendekatan
transformasi atau proses, dan pendektan output.
4. Menurut pendekatan input,
keberhasilan belumnya kebijaksanaan banyak ditentukan oleh inputnya.
5. Menurut pendekatan
transformasi atau proses, implementasi kebijaksanaan pendidikan tergantung
komponen-komponen transformasi yang ada dilembaga pendidikan: guru, alat,
sarana prasarana, biaya, pegawai, teknisi yang ada dilembaga pendidikan,
tingkat keterlibatan siswa di dalamnya dan faktor-faktor administrasi.
6. Menurut output, bahwa
implementasi kebijaksanaan pendidikan berkenaan dengan seberapa output
pendidikan telah terserap dengan baik, diakui mutunya oleh masyarakat serta mau
belajar sepanjang hayat sebagaimana misi hampir setiap usaha pendidikan.
7. Berdasarkan ketiga
pendekatan tersebut, dapat dibuat pendekatan baru sebagai konvergensi atas
pendekatan-pendekatan yang ekstrem tersebut. Pendekatan baru ini, dalam
mengevaluasi kebijaksanaan pedidikan, selain tertuju kepada inputnya, juga
tertuju kepada proses dan outputnya.
Problema Evaluasi Kebijaksanaan Pendidikan antara lain:
1.
Bila tujuan kebijaksanaan tersebut tidak jelas.
2.
Cepatnya perkembangan masyarakat yang menjadi sasaran
kebijaksanaan tersebut.
3.
Tak jelasnya masalah, sumber masalah dan gejala masalah.
4.
Terkaitnya antara masalah satu dengan masalah lain.
5.
Subjektifnya masalah kebijaksanaan.
Kesimpulan dari ulasan diatas yaitu:
• Evaluasi merupakan tahapan akhir dari sebuah proses
kebijakan, merupakan penilaian mengenai apa yang telah terjadi sebagai akibat
pilihan dan implementasi kebijakan, dan apabila dipandang perlu, dapat
diperlukan perubahan terhadap kebijakan yang telah dilakukan.
• Evaluasi kebijakan pendidikan pada dasarnya merupakan
alat untuk mengumpulkan dan mengelola informasi mengenai program atau pelayanan
yang diterapkan.
• Evaluasi merupakan kegiatan yang harus dilakukan di dalam
penerapan suatu kebijakan agar diketahui apakah kebijakan tersebut dapat
terlaksana dengan baik ataukah tidak, mengetahui kekurangan dan kelebihan
kebijakan tersebut, mengetahui seberapa jauh kebijakan tersebut
diimplementasikan, mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut
dan mengetahui langkah selanjutnya dalam penangananan kebijakan tersebut
ataukah dirubah atau diperbaiki.
•
Evaluasi merupakan
tahap akhir dari sebuah proses pembuatan kebijakan, yang menghasilkan
masukan-masukan untuk menyempurnakan kebijakan atau perumusan kebijakan
selanjutnya.
bisa tolong dicantumkan referensinya?? buat rujukan makalah saya :)
BalasHapusBaik minta referensi kaka
BalasHapus