Selasa, 08 Maret 2016

Konseling Di Sekolah

Hai teman – teman....
Kali ini saya akan membahas tentang konseling. Tentunya kata konseling sendiri tidak asing bagi kalian. Akan tetapi ada beberapa dari kita yang tidak tahu tentang konseling itu apa? Dan konseling di sekolah itu apa?
Yuk tanpa basa basi lagi kita bahas konseling di sekolah. Selamat membaca.... J

Sebelum kita membahas konseling di sekolah, kita membahas tentang konseling itu apa sih?

A.    Pengertian Konseling
Secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien (counselee). Sedangkan dalam bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
sedangkan menurut para ahli konseling adalah:
·         James F. Adam
“konseling merupakan suatu pertalian timbal balik antara 2 orang individu dimana yang seorang (conselor) membantu yang lain (conselee) supaya ia dapat memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapi waktu itu dan waktu yang akan datang.”
·         Dewa Ketut Sukardi
“Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien (counselee) dalam memecahkan masalah-masalah secara face to face, dengan cara yang sesuai dengan keadaan klien (counselee) yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”.
·         Mortensen  (1964:301)
Konseling  sebagai  suatu  proses  antar  pribadi, dimana  satu  orang  dibantu  oleh  satu  orang  lainnya  untuk  meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.
·         Rogers (dalam Kusmintardjo, 1992)
Konseling adalah serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
·         Brammer  &  Shostrom  (1982:8)
 Menekankan  konseling  sebagai  suatu perencanaan  yang  lebih  rasional,  pencegahan  terhadap  munculn ya  masalah penyesuaian  diri,  dan  memberi  dukungan dalam  menghadapi  tekanan –tekanan.
situasional dalam kehidupan sehari-hari bagi orang normal.
·         Jones  (1970:96)
Konseling  sebagai  suatu  hubungan  professional  antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Dikatakan pula bahwa hubungan ini biasanya  bersifat  individual  atau  seorang -seorang,  meskipun  kadang -kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantuklien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Dengan demikian , konseling merupakan suatu proses bantuan secara profesional antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu (klien) dalam memecahkan masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.

B.     Konseling dalam Islam
a.       Sebagai Makhluk Biologis (Ali-Imran: 14, Al-A’raf: 80 dan An-Naml:55.)
     Manusia sebagai makhluk biologis memiliki potensi dasar yang menentukan kepribadian manusia berupa insting. Menurut keterangan ayat-ayat Al Qur’an potensi manusia yang relevan dengan insting ini disebut nafsu.
b.      Mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan dirinya sendiri.
     “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran: 139)
c.       Sebagai Makhluk Pribadi
1.      Memiliki kesadaran diri (as-syu’ru) (Al-Baqarah:9 dan 12 ),
2.      Memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan (Fushilat: 40, Al-Kahfi: 29, dan Al-Baqarah: 256 )
3.      Serta tanggung jawab (Al-Muddatsir: 38, Al-Isra: 36, Al-Takatsur: 8 ).
d.      Mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan orang lain.
     “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
e.       Mampu mengatur diri dalam hubungan dengan lingkungan.
     “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat irang-orang yang mendustakan (rasul – rasul).” (QS. Ali-Imran : 137)

C.     Teori Dasar Konseling
a.       Teori konseling Psikoanalisa
Tokoh paling terkenal dari teori psikoanalisa ini adalah Sigmund Freud. Psikoanalisa dipandang sebagai teori kepribadian ataupun metode. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar.
b.      Teori konseling Behavioral
Untuk memecahkan masalah-masalah tingkah laku abnormal dari yang sderhana (hysteria, obsesional,paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti phobia), baik untuk kasus individual maupun kelompok. Teori behavioral lebih menekankan kepada perilaku individu yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh suasana lingkungan saat ini. Tujuan utama konseling behavioral adalah menghilangkan tingkah laku yang salah suai (maladaptive) dan menggantikannyadenga tingkah laku baru yang sesuai.
c.       Konseling yang berpusat pada pribadi
Pelopor teori ini adalah Carl Ransom Roger. Tujuan Utama dari koseling ini adalah mengembalikan klien kepada kehidupan perasaan dan mendorongnya untuk menemukan feeling self-nya yang asli.
d.      Gestalt therapy
Terapi gestalt lahir berdasar atas pengembangan dari empat disiplin ilmu yang berbed, yaitu psikoanalisis, fenomenologis, ekstensialis, dan teori gestalt. Tokoh teori ini adalah Frederick S pearl.
e.       Rational Emotive Therapy
Tokoh teori ini adalah Albert Ellis. Tujuan dari teori ini adalah mengajarkan klien untuk berpikir dan secara personal lebih puas dalam cara-cara merealisasikan pilihan-pilihan antar kebencian diri dan prilaku negatif, meningkat kepada perilaku yang positif dan efisien.

D.    Asas – Asas Konseling
Asas – asas konseling yaitu : Asas Kerahasiaan , Asas Kesukarelaan, Asas Keterbukaan , Asas Kegiatan, Asas Kemandirian, Asas Kekinian, Asas Kedinamisan, Asas Keterpaduan,  Asas Kenormatifan, Asas Keahlian, Asas Alih Tangan Kasus , dan Asas Tut Wuri Handayani

E.     Jenis – Jenis Konseling
a.       Directive Counseling (Konseling langsung)
Konselor mengambil peranan penting dalam pemecahan masalah. Keseluruhan keputusan diambil oleh konselor.
b.      Indirective Counseling
konselor hanya memberikan nasehat, arahan, dan pilihan-pilihan, sedangkan kliennya sendiri untuk memutuskan.
           
F.      Jenis – Jenis Layanan bimbingan  Konseling
Ada 7 jenis layangan bimbingan konseling yaitu:
Layanan Orientasi; Layanan Informasi; Layanan Pembelajaran; Layanan Penempatan dan Penyaluran; Layanan Konseling Perorangan; Layanan Bimbingan Kelompok; Layanan Konseling Kelompok;

G.    Ciri – Ciri Konseling
Ciri – ciri konsling sebagai berikut:
1.      pada umumnya dilaksanakan secara individual
2.      Pada umumnya dilaksanakan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3.      Dibutuhkan orang yang ahli
4.      Tujuan diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5.      Klien pada akhirnya mampu memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri.

H.    Tujuan Serta Fungsi Bimbingan Konseling
1.      Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat pribadi, hasil belajar serta kemampuan yang ada. Dengan demikian siswa dapat mengembangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan minat siswa sehingga mendapat hasil belajar yang baik.
2.      Membantu proses sosialisasi dan sensitifitas kepada kebutuhan orang lain. Dengan demikian siswa dapat bersosialisasi baik dengan lingkungannya.
3.      Membantu siswa untuk  mengembangkan motif-motif intrinsik dalam belajar sehingga tercapai kemajuan pelajaran yang berarti dan bertujuan. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar semakin meningkat.
4.      Memberi dorongan di dalam pengarahan dini, pencegahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan di dalam proses pendidikan. Dengan demikian siswa dapat menghargai dan mengatasi masalah dengan bijak serta dapat mengambil keputusan yang baik dalam proses pembelajaran.
5.      Mengembangkan perasaan dan sikap secara menyeluruh serta perasaan siswa dan penerimaan diri. Dengan demikian siswa dapat memiliki kepercayaan diri sehingga siswa dapat memiliki kepercayaan diri sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya.

Sedangkan menurut Menurut Dewa Ketut Sukardi fungsi konseling adalah:
1.      Fungsi preventif (pencegahan)
2.      Fungsi penyaluran
3.      Fungsi penyesuaian
4.      Fungsi perbaikan
5.      Fungsi pengembangan

     I.     Urutan Konseling 
J..  Manfaat Konseling

1.      Akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman. Karena konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
2.      membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
3.      membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
4.      Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbingan konseling.
5.      Agar seseorang dapat memahami dengan baik kelemahan dan kelebihan yang ada dalam dirinya serta dapat mengetahui minat dan bakat yang dimilikinya.

   K. Implikasi Praktis Dalam Dunia Pendidikan
1.      Pihak  pendidik  (guru,  konselor )  dapat  mengenali  dan  mengeliminasi kesalahan-kesalahan  berpikir,  asumsi -asumsi  yang  salah  pada  peserta  didik pada saat memandang suatu pers oalan, dan diharapkan dapat mengembangkan cara-cara berpikir yang benar dan sehat.
2.      Pihak  pendidik  dapat  mengenali  kehidupan  emosi  para  pe serta  didik,  dapat meningkatkan  keterampilan  pese rta  didik  dalam  mengelola  kehi dupan emosinya  sehingga  dapat  melaku kan  penyesuaian  diri  yang  baik  terhadap lingkungan  /  masalah -masalah  yang  dihadapinya.   Upa ya  dapat  dilakukan dengan  cara  misalnya  menyeleng garakan  pelatihan  EQ  untuk  meni ngkatkan keterampilan mengelola emosi.
3.      Pihak  pendidik  dapat  mengenali  kehidupan  emosi  para  pe serta  didik,  dapat meningkatkan  keterampilan  peserta  didik  dalam  mengelola  kehi dupan emosinya  sehingga  dapat  melaku kan  penyesuaian  diri  yang  baik  terhadap lingkungan  /  masalah -masalah  yang  dihadapinya.   Upa ya  dapat  dilakukan dengan  cara  misalnya  menyeleng garakan  pelatihan  EQ  untuk  meningkatkan keterampilan mengelola emosi.
4.      Pihak  pendidik  akan  lebih  terarah  dalam  mengoptimalkan  potensi  peserta didiksesuai dengan karakteristik yang dimilikinya pada setiap tahapan.,

    L.  Contoh Konseling Di Sekolah
1.      Peserta didik SMA membutuhkan konselor saat konsultasi penentuan melanjutkan ke Perguruan Tinggi dalam memilih prodi.
2.      Seorang siswa Kesulitan dalam megatur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan aktivitas sekolah.
3.      Seorang siswa yang membutuhkan konselor saat konsultasi tentang kesukaran siswa tersebut dalam berkonsentrasi dalam belajar, kebiasaab belajar yang buruk, sukar menangkap pelajaran, mudah lupa apa yang dippelajari  dan lain sebagai.

M.    Daftar Pustaka
http://Pustaka.unpad.ac.id/…/keterkaitan-konsep...









0 komentar:

Posting Komentar