Hai teman – teman....
Kali ini saya akan membahas tentang konseling.
Tentunya kata konseling sendiri tidak asing bagi kalian. Akan tetapi ada
beberapa dari kita yang tidak tahu tentang konseling itu apa? Dan konseling di
sekolah itu apa?
Yuk tanpa basa basi lagi kita bahas konseling
di sekolah. Selamat membaca.... J
Sebelum kita membahas konseling di sekolah,
kita membahas tentang konseling itu apa sih?
A. Pengertian Konseling
Secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel”
yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya “bersama”
atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau
beberapa klien (counselee). Sedangkan dalam
bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan”.
sedangkan menurut para ahli konseling adalah:
·
James
F. Adam
“konseling merupakan suatu pertalian timbal balik antara 2 orang
individu dimana yang seorang (conselor) membantu yang lain (conselee) supaya ia
dapat memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang
dihadapi waktu itu dan waktu yang akan datang.”
·
Dewa Ketut Sukardi
“Konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada klien (counselee) dalam memecahkan masalah-masalah secara face
to face, dengan cara yang sesuai dengan keadaan klien (counselee)
yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”.
·
Mortensen (1964:301)
Konseling sebagai suatu
proses antar pribadi, dimana satu
orang dibantu oleh
satu orang lainnya
untuk meningkatkan pemahaman dan
kecakapan menemukan masalahnya.
·
Rogers
(dalam Kusmintardjo, 1992)
Konseling adalah serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung
dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap
dan tingkah lakunya.
·
Brammer &
Shostrom (1982:8)
Menekankan konseling
sebagai suatu perencanaan yang
lebih rasional, pencegahan
terhadap munculn ya masalah penyesuaian diri,
dan memberi dukungan dalam menghadapi
tekanan –tekanan.
situasional dalam kehidupan sehari-hari bagi orang normal.
·
Jones (1970:96)
Konseling sebagai suatu
hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan
klien. Dikatakan pula bahwa hubungan ini biasanya bersifat
individual atau seorang -seorang, meskipun
kadang -kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantuklien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkupnya
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dengan
demikian , konseling merupakan suatu proses bantuan secara profesional antara
konselor dan klien yang bertujuan membantu individu (klien) dalam memecahkan
masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai
potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.
B. Konseling dalam Islam
a.
Sebagai Makhluk Biologis (Ali-Imran: 14, Al-A’raf: 80 dan An-Naml:55.)
Manusia
sebagai makhluk biologis memiliki potensi dasar yang menentukan kepribadian
manusia berupa insting. Menurut keterangan ayat-ayat Al Qur’an potensi manusia
yang relevan dengan insting ini disebut nafsu.
b.
Mampu
mengatur diri dalam hubungannya dengan dirinya sendiri.
“Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.
Ali-Imran: 139)
c.
Sebagai Makhluk Pribadi
1.
Memiliki kesadaran diri (as-syu’ru) (Al-Baqarah:9
dan 12 ),
2.
Memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan
(Fushilat: 40, Al-Kahfi: 29, dan Al-Baqarah: 256 )
3.
Serta tanggung jawab (Al-Muddatsir: 38,
Al-Isra: 36, Al-Takatsur: 8 ).
d.
Mampu
mengatur diri dalam hubungannya dengan orang lain.
“Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
e.
Mampu
mengatur diri dalam hubungan dengan lingkungan.
“Sesungguhnya telah
berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka
bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat irang-orang yang mendustakan (rasul –
rasul).” (QS. Ali-Imran : 137)
C. Teori Dasar Konseling
a.
Teori
konseling Psikoanalisa
Tokoh paling terkenal dari teori psikoanalisa ini adalah Sigmund
Freud. Psikoanalisa
dipandang sebagai teori kepribadian ataupun metode. Hipotesis
pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar
ditentukan oleh motif-motif tak sadar.
b.
Teori
konseling Behavioral
Untuk memecahkan masalah-masalah tingkah laku abnormal dari yang
sderhana (hysteria, obsesional,paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti
phobia), baik untuk kasus individual maupun kelompok. Teori
behavioral lebih menekankan kepada perilaku individu yang terjadi saat ini
dipengaruhi oleh suasana lingkungan saat ini. Tujuan utama
konseling behavioral adalah menghilangkan tingkah laku yang salah suai
(maladaptive) dan menggantikannyadenga tingkah laku baru yang sesuai.
c.
Konseling
yang berpusat pada pribadi
Pelopor teori ini adalah Carl Ransom Roger. Tujuan
Utama dari koseling ini adalah mengembalikan klien kepada kehidupan perasaan
dan mendorongnya untuk menemukan feeling self-nya yang asli.
d.
Gestalt
therapy
Terapi gestalt lahir berdasar atas pengembangan dari empat disiplin
ilmu yang berbed, yaitu psikoanalisis, fenomenologis, ekstensialis, dan teori
gestalt. Tokoh
teori ini adalah Frederick S pearl.
e.
Rational
Emotive Therapy
Tokoh teori ini adalah Albert Ellis. Tujuan dari
teori ini adalah mengajarkan klien untuk berpikir dan secara personal lebih
puas dalam cara-cara merealisasikan pilihan-pilihan antar kebencian diri dan
prilaku negatif, meningkat kepada perilaku yang positif dan efisien.
D.
Asas – Asas Konseling
Asas – asas konseling yaitu : Asas
Kerahasiaan , Asas Kesukarelaan, Asas
Keterbukaan ,
Asas Kegiatan, Asas
Kemandirian, Asas Kekinian, Asas Kedinamisan, Asas
Keterpaduan, Asas Kenormatifan, Asas
Keahlian, Asas Alih Tangan Kasus , dan Asas Tut Wuri
Handayani
E. Jenis – Jenis Konseling
a.
Directive
Counseling (Konseling langsung)
Konselor mengambil peranan penting dalam pemecahan masalah. Keseluruhan
keputusan diambil oleh konselor.
b.
Indirective
Counseling
konselor hanya memberikan nasehat, arahan, dan pilihan-pilihan,
sedangkan kliennya sendiri untuk memutuskan.
F.
Jenis
– Jenis Layanan bimbingan Konseling
Ada 7 jenis layangan bimbingan konseling yaitu:
Layanan
Orientasi; Layanan Informasi; Layanan
Pembelajaran; Layanan Penempatan dan Penyaluran; Layanan
Konseling Perorangan; Layanan Bimbingan Kelompok; Layanan
Konseling Kelompok;
G.
Ciri
– Ciri Konseling
Ciri – ciri konsling sebagai berikut:
1.
pada
umumnya dilaksanakan secara individual
2.
Pada
umumnya dilaksanakan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3.
Dibutuhkan
orang yang ahli
4.
Tujuan
diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5.
Klien
pada akhirnya mampu memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri.
H.
Tujuan
Serta Fungsi Bimbingan Konseling
1.
Membantu
siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat
pribadi, hasil belajar serta kemampuan yang ada. Dengan demikian siswa dapat
mengembangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan minat siswa sehingga
mendapat hasil belajar yang baik.
2.
Membantu
proses sosialisasi dan sensitifitas kepada kebutuhan orang lain. Dengan
demikian siswa dapat bersosialisasi baik dengan lingkungannya.
3.
Membantu
siswa untuk mengembangkan motif-motif
intrinsik dalam belajar sehingga tercapai kemajuan pelajaran yang berarti dan
bertujuan. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar semakin meningkat.
4.
Memberi
dorongan di dalam pengarahan dini, pencegahan masalah, pengambilan keputusan
dan keterlibatan di dalam proses pendidikan. Dengan demikian siswa dapat
menghargai dan mengatasi masalah dengan bijak serta dapat mengambil keputusan
yang baik dalam proses pembelajaran.
5.
Mengembangkan
perasaan dan sikap secara menyeluruh serta perasaan siswa dan penerimaan diri.
Dengan demikian siswa dapat memiliki kepercayaan diri sehingga siswa dapat
memiliki kepercayaan diri sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya.
Sedangkan menurut Menurut Dewa Ketut Sukardi fungsi konseling adalah:
1.
Fungsi
preventif (pencegahan)
2.
Fungsi
penyaluran
3.
Fungsi
penyesuaian
4.
Fungsi
perbaikan
5.
Fungsi
pengembangan
I. Urutan Konseling
J.. Manfaat Konseling
1.
Akan
membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman.
Karena konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di
dalam diri kita.
2.
membantu
menurunkan bahkan menghilangkan tingkat stress dan depresi yang kita alami
karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula
mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan
itu.
3.
membantu
kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain sehingga
akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai
dengan diri sendiri.
4.
Perkembangan
personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbingan konseling.
5.
Agar
seseorang dapat memahami dengan baik kelemahan dan kelebihan yang ada dalam
dirinya serta dapat mengetahui minat dan bakat yang dimilikinya.
K. Implikasi
Praktis Dalam Dunia Pendidikan
1.
Pihak
pendidik (guru, konselor )
dapat mengenali dan
mengeliminasi kesalahan-kesalahan
berpikir, asumsi -asumsi yang
salah pada peserta
didik pada saat memandang suatu pers oalan, dan diharapkan dapat
mengembangkan cara-cara berpikir yang benar dan sehat.
2.
Pihak
pendidik dapat mengenali
kehidupan emosi para
pe serta didik, dapat meningkatkan keterampilan
pese rta didik dalam
mengelola kehi dupan emosinya sehingga
dapat melaku kan penyesuaian
diri yang baik
terhadap lingkungan / masalah -masalah yang
dihadapinya. Upa ya dapat dilakukan dengan cara
misalnya menyeleng garakan pelatihan
EQ untuk meni ngkatkan keterampilan mengelola emosi.
3.
Pihak
pendidik dapat mengenali
kehidupan emosi para
pe serta didik, dapat meningkatkan keterampilan
peserta didik dalam
mengelola kehi dupan emosinya sehingga
dapat melaku kan penyesuaian
diri yang baik
terhadap lingkungan / masalah -masalah yang
dihadapinya. Upa ya dapat dilakukan dengan cara
misalnya menyeleng garakan pelatihan
EQ untuk meningkatkan keterampilan mengelola emosi.
4.
Pihak pendidik
akan lebih terarah
dalam mengoptimalkan potensi
peserta didiksesuai dengan karakteristik yang dimilikinya pada setiap
tahapan.,
L. Contoh
Konseling Di Sekolah
1.
Peserta
didik SMA membutuhkan konselor saat konsultasi penentuan melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dalam memilih prodi.
2.
Seorang
siswa Kesulitan dalam megatur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya
tuntutan dan aktivitas sekolah.
3.
Seorang siswa yang membutuhkan konselor saat
konsultasi tentang kesukaran siswa tersebut dalam berkonsentrasi dalam belajar,
kebiasaab belajar yang buruk, sukar menangkap pelajaran, mudah lupa apa yang
dippelajari dan lain sebagai.
M. Daftar
Pustaka
http://Pustaka.unpad.ac.id/…/keterkaitan-konsep...
0 komentar:
Posting Komentar