Review Jurnal Manajemen Lembaga Pendidikan
·
Judul Jurnal :Kepemimpinan
dan Konteks Peningkatan Mutu Pendidikan.
·
Penulis Jurnal :
Rosalina Ginting dan Titik Haryati
·
Sumber Jurnal :
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II, No 2, Juli 2012
·
Tujuan Penulisan Jurnal:
a. Untuk mengetahui peran pemimpin dalam peningkatan mutu pendidikan.
b. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari pemimpin.
·
Implikasi Penulisan Jurnal: dari penulisan
jurnal ini dapat mengetahui karakteristik pemimpin yang bagaimana sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidika. Sehinnga dapat diterapkan di dalam
pendidikan sehingga pendidikan di Indonesia bermutu.
Pendidikan adalah lembaga yang bergerak dalam
bidang noble industry (industry mulia) yang mengemban misi ganda, yaitus
setengah profit dan sosial. Pada prinsip pengelolaanya, baik sekolah maupun
perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolak ukur
menilai keberhasilan atau kegagalannya. Sebab tanpa adanya penjaminan mutu,
lembaga pendidikan sulit melihat sejauhmana ketercapaian kualitas atau daya
saing yang dimiliki. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat terwujud apabila di
dukung oleh pemimpin yang paham tentang manajemen karena salah satu aspek
terpenting mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpian dan manajemen
mutu.
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk tujuan bersama.
Artinya terjadi proses interaksi anatara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi.
Penulis jurnal ini mengambil teori antara lain
Robbins (1998). Rivai dan Mulyadi (2003), contingency theory leadership,
syarifuddin (2002), Crawfond M (2005), dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 17 tahun 2007.
Permasalahan yang disoroti disini adalah
kepemimpinan dalam konteks peningkatan mutu pendidikan. Dari penjelasan jurnal
ini kepemimpian merupakan aspek penting dalam kualitas pendidikan.
Kepemimpinan tersebut berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi
itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam
interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti: dimensi yang berkenaan dengan
tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin dan
dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksakan tugas-tugas kelompok atau organisasi. Secara
operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu fungsi
konsultasu, fungsi instruksi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi
pengendalian. Dalam melakukan fungsi-fungsi kepemimpina, maka akan berlangsung
aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, maka akan
terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan
tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu, gaya kepemimpinan yang berpola
pada kepentingan pelaksanaan tugas, pelaksanaan hubungan kerja sama, dan
kepentingan hasil yang dicapai. Sedangkan tipe pokok kepemimpinan yaitu, tipe
kepemimpinan otoriter, kendali bebas, dan demokratis.
Mutu pendidikan merupakan isu yang sangat
pentingdan kompleks karena melibatkan berbagai komponen dan dimensi yang saling
berkaitan satu sama lainnya, mencakup konteks dan proses yang terus berkembang
dalam konteks pendidikan khususnya di sekolah. Secara umum dapat dinyatakan
bahwa kunci mutu pendidikan nasional. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kunci
mutu sekolah terletak pada mutu pendidikan (sekolah) dan kunci mutu sekolah
terletak pada mutu kegiatan belajar mengajar dielas. Kepala sekolah merupakan
komponen yang memegang peranan penting dalam pengembangan mutu pendidikan.
Kepala
sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan penuh
secara langsung dlam membangun komitmen dan bekerja sama dengan semua
komponen-komponen disekolah dalam upaya pengembangan mutu pendidikan tersebut.
Kepala sekolah juga merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam
pengembangan mutu pendidikan. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam
mengkoordinasikan, menggerakan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan
yang tersedia guna menunjang peningkatan mutu pendidikan. Kepala sekolah
dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu
mengambil keputusan dan inisiatif prakarsa menuangkan tujuan sekolah dalam
strategi kepemimpinan pengembangan mutu sekolah.
Dalam
pengelolaan sekolah yang efektif dan berorientasi pada mutu penidikan
memerlukan suatu komitmen yang penuh kesungguhan dalam peningkatan mutu,
berjangka panjang dan membutuhkan peralatan dan tehnik-tehnik tertentu.
Komitmen ini harus dipegang teguh oleh pimpinan dengan di dukung oleh dedikasi
yang tinggi terhadap mutu melalui penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh
semua pihak yang terlibat yang dikenal dengan istilah MMT (nabajenen Mutu
Terpadu). MMT sering disebut sebagai manajemen yang di dukung oleh sejumlah
fakta dan data yang relevan dan utuh, artina data dan fakta tersebut benar dan
bukan hasil rekayasa yang dibuat untuk memenuhi kepentingan satu pihak atau
persyaratan tertentu.
Peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri
dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu kualitas proses dan kualitas produk atau
hasil. Suatu pendidikan dikatakan berkualitas dari segi proses pembelajaran
berlangsung efektif dan bermakna serta ditunjang dengan sumber daya yang
memadai, proses pendidikan yang berkualitas memberikan jaminan menegenai
kualitas produk yang dihasilkan. Agar proses pendidikan berkualitas, diperlukan
pemimpin yang pasti mempunyai sejumlah harapan-harapan untuk merealisasikan
dibuat suatu struktur kewenangan supaya dapat dijadikan suatu acuan para pelaku
didalamnya dalam berperilaku. Sejumlah harapan itu biasanya berorientasi kearah
masa depan dan dikenal dengan sebutan visi. Pimpinan yang mempunyai visi dan
mengembangkan unsur-unsurnya.
Melalui tugas dan fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin, “Kepala sekolah akan mampu mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menggerakkan dan kalau perlu berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
maksud atau tujuan-tujuan tertentu”(Nurdin,2001;23), upaya untuk mewujudkan
kepala sekolah yang handal dan berkualitas, seyogyanya dapat dilakukan
pengelolaan tenaga kependidikan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen
sumber daya manusia, dengan harapan akan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Pada Akhirnya sebagai penutup review ini,
Jurnal ini begitu jelas menjelaskan dengan detail sehingga pembaca mudah untuk
memahaminya. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini mudah dimengerti oleh
pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar