Sabtu, 16 April 2016

Review Jurnal Manajemen Lembaga Pendidikan

Review Jurnal Manajemen Lembaga Pendidikan
·         Judul Jurnal     :Kepemimpinan dan Konteks Peningkatan Mutu Pendidikan.
·         Penulis Jurnal  : Rosalina Ginting dan Titik Haryati
·         Sumber Jurnal : Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II, No 2, Juli 2012
·         Tujuan Penulisan Jurnal:
a.       Untuk mengetahui peran pemimpin dalam peningkatan mutu pendidikan.
b.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari pemimpin.


·         Implikasi Penulisan Jurnal: dari penulisan jurnal ini dapat mengetahui karakteristik pemimpin yang bagaimana sehingga dapat meningkatkan mutu pendidika. Sehinnga dapat diterapkan di dalam pendidikan sehingga pendidikan di Indonesia bermutu.

Pendidikan adalah lembaga yang bergerak dalam bidang noble industry (industry mulia) yang mengemban misi ganda, yaitus setengah profit dan sosial. Pada prinsip pengelolaanya, baik sekolah maupun perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolak ukur menilai keberhasilan atau kegagalannya. Sebab tanpa adanya penjaminan mutu, lembaga pendidikan sulit melihat sejauhmana ketercapaian kualitas atau daya saing yang dimiliki. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat terwujud apabila di dukung oleh pemimpin yang paham tentang manajemen karena salah satu aspek terpenting mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpian dan manajemen mutu.
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk tujuan bersama. Artinya terjadi proses interaksi anatara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi.
Penulis jurnal ini mengambil teori antara lain Robbins (1998). Rivai dan Mulyadi (2003), contingency theory leadership, syarifuddin (2002), Crawfond M (2005), dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 17 tahun 2007.
Permasalahan yang disoroti disini adalah kepemimpinan dalam konteks peningkatan mutu pendidikan. Dari penjelasan jurnal ini kepemimpian merupakan aspek penting dalam kualitas pendidikan.
Kepemimpinan tersebut berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti: dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin dan dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksakan tugas-tugas kelompok atau organisasi. Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu fungsi konsultasu, fungsi instruksi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian. Dalam melakukan fungsi-fungsi kepemimpina, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu, gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas, pelaksanaan hubungan kerja sama, dan kepentingan hasil yang dicapai. Sedangkan tipe pokok kepemimpinan yaitu, tipe kepemimpinan otoriter, kendali bebas, dan demokratis.
Mutu pendidikan merupakan isu yang sangat pentingdan kompleks karena melibatkan berbagai komponen dan dimensi yang saling berkaitan satu sama lainnya, mencakup konteks dan proses yang terus berkembang dalam konteks pendidikan khususnya di sekolah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kunci mutu pendidikan nasional. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kunci mutu sekolah terletak pada mutu pendidikan (sekolah) dan kunci mutu sekolah terletak pada mutu kegiatan belajar mengajar dielas. Kepala sekolah merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam pengembangan mutu pendidikan.
                  Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan penuh secara langsung dlam membangun komitmen dan bekerja sama dengan semua komponen-komponen disekolah dalam upaya pengembangan mutu pendidikan tersebut. Kepala sekolah juga merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam pengembangan mutu pendidikan. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia guna menunjang peningkatan mutu pendidikan. Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif prakarsa menuangkan tujuan sekolah dalam strategi kepemimpinan pengembangan mutu sekolah.
                  Dalam pengelolaan sekolah yang efektif dan berorientasi pada mutu penidikan memerlukan suatu komitmen yang penuh kesungguhan dalam peningkatan mutu, berjangka panjang dan membutuhkan peralatan dan tehnik-tehnik tertentu. Komitmen ini harus dipegang teguh oleh pimpinan dengan di dukung oleh dedikasi yang tinggi terhadap mutu melalui penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua pihak yang terlibat yang dikenal dengan istilah MMT (nabajenen Mutu Terpadu). MMT sering disebut sebagai manajemen yang di dukung oleh sejumlah fakta dan data yang relevan dan utuh, artina data dan fakta tersebut benar dan bukan hasil rekayasa yang dibuat untuk memenuhi kepentingan satu pihak atau persyaratan tertentu.
Peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu kualitas proses dan kualitas produk atau hasil. Suatu pendidikan dikatakan berkualitas dari segi proses pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna serta ditunjang dengan sumber daya yang memadai, proses pendidikan yang berkualitas memberikan jaminan menegenai kualitas produk yang dihasilkan. Agar proses pendidikan berkualitas, diperlukan pemimpin yang pasti mempunyai sejumlah harapan-harapan untuk merealisasikan dibuat suatu struktur kewenangan supaya dapat dijadikan suatu acuan para pelaku didalamnya dalam berperilaku. Sejumlah harapan itu biasanya berorientasi kearah masa depan dan dikenal dengan sebutan visi. Pimpinan yang mempunyai visi dan mengembangkan unsur-unsurnya.
Melalui tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin, “Kepala sekolah akan mampu mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan dan kalau perlu berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian maksud atau tujuan-tujuan tertentu”(Nurdin,2001;23), upaya untuk mewujudkan kepala sekolah yang handal dan berkualitas, seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga kependidikan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia, dengan harapan akan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Pada Akhirnya sebagai penutup review ini, Jurnal ini begitu jelas menjelaskan dengan detail sehingga pembaca mudah untuk memahaminya. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini mudah dimengerti oleh pembaca.

0 komentar:

Posting Komentar